KidungAgung 8 (Kid 8:1) O, seandainya engkau saudaraku laki-laki, yang menyusu pada buah dada ibuku, akan kucium engkau bila kujumpai di luar, karena tak ada orang yang akan menghina aku! (Kid 8:2) Akan kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku, supaya engkau mengajar aku. Akan kuberi kepadamu anggur yang harum untuk diminum, air buah delimaku. (Kid 8:3) Tangan kirinya ada di bawah kepalaku
KidungAgung 8:6-7. Kidung Agung 8:6-7 TB - Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
KidungAgung 2:8-13 (Khotbah Epistel) Postingan Terkait. Diposting oleh Anthony L Tobing di 8/26/2021 05:52:00 AM. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Label: Khotbah. 0 komentar: Posting Komentar. Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Klik Ayat Alkitab Tafsiran Song of Solomon 85-7 Son 85 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? -Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. Son 86 -Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Son 87 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan Wycliffe 5a. Siapakah dia yang ... ? Pertanyaan ini diajukan sang penyair untuk menyiapkan adegan berikutnya. Mengenai padang gurun, lihat 36. Mereka berdua diketahui sedang berjalan bersama dan bercakap-cakap. Raja mengingatkan mempelai perempuannya, tentang bagaimana dia dahulu menemukan gadis ini barangkali pada pertemuan pertama mereka sedang tidur di bawah pohon apel di dekat rumah ibu sang gadis, dan dia membangunkan sang gadis. 6, 7. Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu. Kata-kata itu, yang diucapkan oleh mempelai perempuan, merangkum tema dari seluruh Kidung dan merupakan klimaksnya. Sebuah cincin cap atau meterai dikenakan pada tangan kanan Yer. 2224, atau digantung pada leher dengan seutas tali Kej. 3818. Itu merupakan tanda, atau lambang otoritas bdg. Kej. 4142; I Raj. 218, karenanya merupakan milik yang sangat berharga. Lambang itu menunjukkan hasrat tak tertahankan dari mempelai perempuan untuk menjadi harta paling berharga bagi mempelai laki-lakinya. Di sini raja Salomo, yang menggubah Kidung ini dengan ilham Roh Kudus, bertindak melampaui kebiasaan-kebiasaannya sendiri, sebab dengan memenuhi keinginan gadis Sulam itu, akan berarti ia mengesampingkan praktik poligaminya. Pernyataan cinta yang sungguh-sungguh, serta terang-terangan yang keluar dari bibir mempelai perempuan menunjuk kepada sifat perkawinan monogami. Perkawinan adalah bersatunya cinta dari satu orang laki-laki dengan satu orang perempuan; dan setiap gangguan oleh pihak ketiga melanggar hubungan unik di antara keduanya. Keinginan orang yang benar-benar mencintai itu begitu kuat, sehingga dia memberikan dirinya mutlak kepada yang lain, dan sebagai imbangannya dia menuntut kasih sayang eksklusif yang sama kuatnya. Kasih semacam itu terhadap orang lain berasal dari Tuhan yang menempatkannya di dalam hati manusia, dan kasih tersebut tidak dapat dipadamkan. Cinta kasih seperti itu juga tidak dapat dibeli. Bahkan, Salomo dengan semua kekayaannya tidak dapat membeli cinta si gadis Sulam itu. Sebaliknya, gadis itu memberikannya secara spontan, dan cintanya sangat melimpah. Kasih mutlak seperti itu juga merupakan ideal rohani antara Allah dengan umat-Nya. Kita diperingatkan untuk tidak melayani dua tuan Mat. 624, dan untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita Mrk. 1230.Sumber bahan Software e-sword dan
Renungan Harian Remaja Kidung Agung 8 5-7 Mal Praktik Cinta Renungan Harian Remaja Kidung Agung 85-7. Apa ada yang salah dengan cinta? Jelas nggak ada yang salah dengan cinta karena cinta adalah ciptaan Allah. Ciptaan Allah yang baik dan inilah adanya. Cuman seringkali sikap kita dalam memperlakukan’ rasa cinta itu yang kerap salah. Waktu kita dilanda cinta atau cinta sama orang lain, kita malah melakukan cara-cara yang justru bertentangan dengan fir Tu. Terjadilah MBA hamil sebelum nikah, free sex, bunuh diri akibat putus atau cinta ditolak, main dukun buat ngedapetin pujaan hati, gonta-ganti pacar dan berbagai perilaku buruk yang mengatasnamakan cinta. Sedihnya, hal ini juga banyak dilakukan sama anak-anak Tuhan yang seharusnya sudah tahu dan ngerti kebenaran. Mal Praktik Cinta Kalau gara-gara cinta’ kita menomorduakan, bahkan ngelupain Tuhan, wah… ingat deh, itu sih, bukan cinta lagi namanya, dan sudah nggak bisa dibenerin lagi. Kalau minjem istilah kedokteran, kita sudah ngelakuin yang namanya mal praktik cinta. Menyalahgunakan cinta untuk memuaskan kepentingan, keinginan atau hawa nafsu kita semata. Harusnya kamu tahu, cinta yang dari Allah, nggak bakalan bikin kita mabok’ dan buta’, sehingga kita sulit ngebedain mana yang baik dan mana yang buruk. Cinta dari Allah nggak bakal menggiring kita memberontak sama ortu, sama aturan bahkan sama firman Tuhan. Cinta yang datang dari Allah nggak akan mencelakakan hidup kita. Jadi, jangan pernah bilang “cinta ini datang dari Allah’ kalau kita malah ngelakuin hal-hal yang buruk karena cinta. Ingat Sobat muda, kalau cinta kita sudah nggak lagi sesuai sama firman Tuhan, koreksi kembali apa cinta kita adalah cinta murni yang datangnya dari Tuhan? Jangan-jangan cinta kita cuma hawa nafsu semata. Kidung Agung ada mengingatkan, “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!” Nah, jangan pernah membawa diri ke dalam pencobaan. Tapi serahkanlah diri dan carilah kehendak Allah, termasuk dalam urusan cinta! HUT – Renungan Harian Remaja Kidung Agung 85-7
8 1Ah, sekiranya engkau saudara kandungku,yang pernah menyusu pada ibuku,pasti kau kucium bila kujumpai di jalan,tak ada yang akan menghina aku. 2Engkau akan kubawa ke rumah ibuku,agar engkau dapat mengajari akan kuberi minum anggur harum,dan air buah delima. 3Tangan kirimu menopang aku,tangan kananmu memeluk aku. 4Berjanjilah, hai putri-putri Yerusalem,bahwa kamu takkan mengganggu cinta,sampai ia KeenamWanita-wanita 5Siapakah itu yang datang dari padang gurun,bersandar pada kekasihnya?WanitaKubangunkan engkau di bawah pohon apel,tempat engkau dikandung dan dilahirkan. 6Jadikanlah aku buah hatimu,jangan memeluk siapa pun selain aku;karena cinta itu sekuat maut,dan nafsu berkuasa seperti seperti nyala apiyang berkobar dengan dahsyat. 7Air yang banyak tak mampu memadamkan cinta,dan banjir tak dapat seorang memberi segala hartanyauntuk membeli cinta,pasti hanya penghinaan yang lelaki wanita 8Kami mempunyai seorang adik wanitayang masih kecil buah yang harus kami buat baginyabila ada yang datang meminangnya? 9Andaikata ia sebuah tembok,akan kami dirikan menara perak di ia sebuah gapura,akan kami palangi dengan kayu 10Aku ini sebuah tembok,dan buah dadaku tahu bahwa pada diaaku 11Salomo mempunyai kebun anggur di Baal-Hamon;kebun itu diserahkannya kepada para membayar seribu uang perak untuk hasilnya, 12dan mendapat dua ratus untuk jerih uang itu untukmu, Salomo,dan untuk para penjaga kebun anggurku, milikku sendiri,ada di hadapanku. 13Hai, penghuni kebun,teman-teman ingin mendengar suaramu;perdengarkanlah itu kepadaku!Wanita 14Kekasihku, datanglah seperti kijang,seperti anak rusa di pegunungan Beter. Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini © Indonesian Bible Society, Selebihnya Tentang Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini
kidung agung 8 5 7